![](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_teRlpkrEEqffhsVDiRoVRnvPkQrZyCaS_ZJ1StMb_sf4jw4BI4aRDTOFv4INAr453NCb6yy6YdMXj3qdb8Oz7wv-o339kejN_ZMNns7hGVRBgoo6Zz2G2rU2WRxGEemvxv85IfcA=s0-d) |
KH.
Agus Salim, Ketua Delegasi Indonesia, bersama H. Rasyidi
menyampaikan
terima kasih Indonesia kepada Hasan Al-Banna
yang kuat sekali menyokong
perjuangan kemerdekaan Indonesia.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Agus Salim dilahirkan di Kota Gadang, Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada tanggal 8 Oktober 1884 dan wafat di Jakarta pada tanggal 4 November 1954. Agus Salim adalah putra kelima dari pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Agus Salim juga terkenal sebagai multi-languages, orang yang menguasai lebih dari dua bahasa. Agus Salim menguasai tujuh bahasa asing yaitu Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Turki, Jepang dan Arab.
Agus Salim adalah manusia yang serba bisa, Agus Salim adalah penerjemah, ahli sejarah, wartawan, sastrawan, diplomat praktisi pendidikan, filsuf dan ulama. Agus Salim adalah tokoh kosmopolitan yang tidak hanya berkiprah domestik saja seperti HOS Tjokroaminoto tetapi sudah mendunia. Agus Salim juga dikenal kalangan cendikiawan diluar negeri sebagai seorang jenius dalam bidang bahasa yang mampu menulis dan berbicara dalam banyak bahasa asing. Tetapi tidak ada gading yang tak retak, Prof. Schermerhorn menulis dalam catatan hariannya tanggal 14 Oktober 1946 bahwa hanya satu kelemahan Agus Salim, yaitu selama hidupnya selalu melarat dan miskin.